Keterangan dari Direktur Utama RS Sumber Waras Abraham Tedjanegara menyebutkan bahwasannya pembelian tanah Rumah Sakit Sumber Waras merupakan inisiatif sendiri Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Abraham sang direktur RS Mengemukakan jika bahwasannya, Ahok menawarkan RS Sumber untuk segera menjual tanahnya ke Pemrov DKI Jakarta. Dikarenakan Ahok Berenana Untuk Mmebuat Rumah Sakit KanKer di Lokasi Tersebut.
Sang Direkturpun Bahkan Menegaskan, Jia Ia tidak pernah menawarkan tanah RS Sumber Waras kepada siapapun termasuk Pemprov DKI. Baru hasil pertemuan, ada rencana dibeli oleh Pemprov DKI. “Kemudian proses berjalan, setelah kita tanda tangan perjanjiannya,” terangnya.
Tepatnya Pada tanggal 17 Desember tahun 2014, kata Abraham, terjadi penandatanganan akta pelepasan hak dari RS Sumber Waras ke Pemprov DKI. Dalam berita penjualan, harga tanah yang ditawarkan saat itu sesuai NJOP Rp 20,755 juta per meter persegi.
Kemudian harga bangunan Rp 25 miliar. “Nah, di situ terjadi negosiasi harga. Bangunan akhirnya tidak jadi dibayar. NJOP saat itu menganut pada PBB (pajak bumi bangunan) 2014,” sebut Abraham.
Abraham menekankan, dalam sertifikat itu ada surat ukur yang menyatakan di Jalan Kyai Tapa. Kemudian pihaknya juga punya dua bidang tanah. Sayap kiri dan sayap kanan.
“Kiri itu yang kita jual ke Pemprov DKI. PBB-nya hanya satu lembar. Dalam satu lembar ini jumlah luas lahannya 69.888 meter persegi atas dua bidang tanah,” ujarnya.
Sumber: pojoksatu
Abraham sang direktur RS Mengemukakan jika bahwasannya, Ahok menawarkan RS Sumber untuk segera menjual tanahnya ke Pemrov DKI Jakarta. Dikarenakan Ahok Berenana Untuk Mmebuat Rumah Sakit KanKer di Lokasi Tersebut.
 |
| Direktur RS Sumber Waras : Ahok Yg Mempunyai Inisiatif Untuk Membeli Lahan RS Sumber Waras |
 |
| Direktur RS Sumber Waras : Ahok Yg Mempunyai Inisiatif Untuk Membeli Lahan RS Sumber Waras |
Sang Direkturpun Bahkan Menegaskan, Jia Ia tidak pernah menawarkan tanah RS Sumber Waras kepada siapapun termasuk Pemprov DKI. Baru hasil pertemuan, ada rencana dibeli oleh Pemprov DKI. “Kemudian proses berjalan, setelah kita tanda tangan perjanjiannya,” terangnya.
Tepatnya Pada tanggal 17 Desember tahun 2014, kata Abraham, terjadi penandatanganan akta pelepasan hak dari RS Sumber Waras ke Pemprov DKI. Dalam berita penjualan, harga tanah yang ditawarkan saat itu sesuai NJOP Rp 20,755 juta per meter persegi.
Kemudian harga bangunan Rp 25 miliar. “Nah, di situ terjadi negosiasi harga. Bangunan akhirnya tidak jadi dibayar. NJOP saat itu menganut pada PBB (pajak bumi bangunan) 2014,” sebut Abraham.
Abraham menekankan, dalam sertifikat itu ada surat ukur yang menyatakan di Jalan Kyai Tapa. Kemudian pihaknya juga punya dua bidang tanah. Sayap kiri dan sayap kanan.
“Kiri itu yang kita jual ke Pemprov DKI. PBB-nya hanya satu lembar. Dalam satu lembar ini jumlah luas lahannya 69.888 meter persegi atas dua bidang tanah,” ujarnya.
Sumber: pojoksatu
Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon